KOMUNIKASI PSEUDONYM PENGGUNA MEDIA SOSIAL WHISPER
DOI:
https://doi.org/10.33822/jep.v6i3.6106Keywords:
literasi digital, komunikasi pseudonym, whisper, ruang siberAbstract
Studi ini berupaya mendeskripsikan pola komunikasi pseudonym dari pengguna media sosial Whisper. Whisper menawarkan pengalaman untuk bebas berekspresi di ruang siber, termasuk mengenai isu-isu sensitif ataupun tentang orang-orang terdekat tanpa teridentifikasi langsung secara personal oleh pengguna lainnya. Di sisi lain, tidak mudah untuk menjadi sepenuhnya anonim melalui pseudonym dalam berinteraksi. Anonim bukan sesuatu yang bersifat biner. Lebih jauh lagi, alih-alih mendapatkan jaminan untuk bebas berekspresi, media sosial berbasis anonim memungkinkan penggunanya melakukan cyberbullying, pelecehan seksual, penipuan, dengan kurangnya pertanggungjawaban. Penelitian ini berusaha untuk mendeskripsikan pola komunikasi pseudonym dari pengguna media sosial Whisper. Teori Difusi Inovasi dan teori Penggunaan dan Kepuasan digunakan sebagai pijakan akademis. Penelitian ini merupakan studi etnografi virtual dengan jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Paradigma dalam penelitian ini adalah interpretif. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi pseudonym melalui Whisper dijadikan sebagai penyalur ketidakpuasan, pengakuan, pencarian informasi, dan pencarian teman. Penelitian ini juga menemukan pelecehan dan titik masuk prostitusi. Komunikasi pseudonym tidak menjadikan para penggunanya menjadi setara. Literasi digital dan kesadaran untuk melakukan komunikasi di ruang publik berbasis internet oleh para penggunanya mutlak diperlukan.
References
Ashari, R. G. (2018). Memahami hambatan dan Cara Lansia Mempelajari Media Sosial. Jurnal Ilmu Komunikasi, 15(2), 155–170. https://doi.org/https://doi.org/10.24002/jik.v15i2.1245
Baker, M. J. (1995). Diffusion Theory and marketing. In Marketing : Theory and Practice (3rd ed., pp. 160–170). London: MacMillan Press LTD.
Baran, S. J., & Davis, D. K. (2014). Teori Komunikasi Massa : Dasar, Pergolakan, dan Masa Depan (5th ed.). Jakarta: Salemba Humanika.
Black, E. W., Mezzina, K., & Thompson, L. A. (2015). Anonymous Social Media - Understanding The Content and Context of Yik Yak. Computers in Human Behavior, 57, 17–22. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.chb.2015.11.043
Cho, D., & Kim, S. (2012). Empirical Analysis of Online Anonymity and User Behaviors: the Impact of Real Name Policy. 2012 45th Hawaii International Conference on System Sciences, 3041–3050.
Correa, D., Silva, L. A., Mondal, M., Benevenuto, F., & Gummadi, K. P. (2015). The Many Shades of Anonymity : Characterizing Anonymous Social Media Content. Ninth International AAAI Conference On Web and Social Media, 71–80. Oxford: Association for The Advancement of Artificial Intelligence.
Denzin, N. K., & Lincoln, Y. S. (2009). Handbook of Qualitative Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dewi, A. P., & Delliana, S. (2020). Self Disclosure Generasi Z di Twitter. Ekspresi Dan Persepsi, 3(1), 62–69. https://doi.org/https://doi.org/10.33822/jep.v3i1.1526
Gerhart, N., & Koohikamali, M. (2019). Social Network Migration and Anonymity Expectations: What Anonymous Social Network Apps Offer. Computers in Human Behavior, 95, 101–113. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.chb.2019.01.030
Gordon, C. V. C., Workman, K. E., & Linvill, D. L. (2017). Collage Student and Yik Yak : An Explanatory Mixed-Methods Study. Social Media + Society, 3(2), 1–11. https://doi.org/https://doi.org/10.1177/2056305117715696
Hasfi, N., Usmand, S., & Santosa, H. P. (2017). Anonimitas di Media Sosial : Sarana Kebebasan Berekspresi atau Patologi Demokrasi? Jurnal Ilmu Komunikasi, 15(1), 28–38. https://doi.org/https://doi.org/10.31315/jik.v15i1.2152
Hine, C. (2000). Virtual Ethnography. London: Sage Publications.
Hine, C. (2015). Ethnography for the Internet : Embedded, Embodied and Everyday. New York: Bloomsbury.
Jayani, D. H. (2020). 10 Media Sosial yang Paling Sering Digunakan di Indonesia. Retrieved February 23, 2023, from katadata.co.id website: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/02/26/10-media-sosial-yang-paling-sering-digunakan-di-indonesia
Kahija, Y. La. (2017). Penelitian Fenomenologis : Jalan Memahami Pengalaman Hidup. Yogyakarta: Kanisius.
Kuswarno, E. (2009). Fenomenologi : Konsepsi, pedoman, dan Contoh Penelitian. Bandung: Widya Padjadjaran.
McGregor, K. A., & Li, J. (2019). Fake Instagrams For Real Conversation : A Thematic Analysis of The Hidden Social Media Life of Teenagers. Poster Symposia / Journal of Adolescent Health, 64(2), S39–S40. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.jadohealth.2018.10.088
Nurudin. (2019). Perkembangan Teknologi komunikasi. Depok: rajawali pers.
Pertiwi, R., & Jamalulail. (2023). Percakapan Dalam Ruang Siber pada Permainan Dakon Online. Ekspresi Dan Persepsi, 6(1), 76–85. https://doi.org/ttps://doi.org/10.33822/jep.v6i1.4328
Puspita, R., & Suciati, T. N. (2020). Mobile Phone dan Media Sosial: Penggunaan dan Tantangannya pada Jurnalisme Online Indonesia. Ekspresi Dan Persepsi, 3(2), 132–146. https://doi.org/https://doi.org/10.33822/jep.v3i2.1781
Scott, C. R., & Rains, S. A. (2020). (Dis)connecions In Anonymous Cummunication Theory : Exploring Conceptualizations of Anonymity In Communication Research. Annals of The International Communication Association, 44(4), 385–400. https://doi.org/https://doi.org/10.1080/23808985.2020.1843367
Sharon, T., & John, N. A. (2018). Unpacking (The) Secret : Anonymous Social Media and The Impossibility of Networked Anonymity. New Media & Society, 20(11), 1–18. https://doi.org/https://doi.org/10.1177/1461444818768547
Sparks, G. (2012). Uses and Gratifications of Elihu Katz. In A first Look at Communication Theory (8th ed., pp. 357–365). New York: McGraw-Hill.
Statista. (2021). Most Popular Social Networks Worldwide as of July 2021, Ranked by Number of Active Users.
Stephanie, C. (2021). Jumlah Pengguna Aktif Bulanan TikTok Terungkap. Retrieved February 23, 2023, from Kompas.com website: https://tekno.kompas.com/read/2021/04/19/14020037/jumlah-pengguna-aktif-bulanan-tiktok-terungkap?page=all
Thohir, M. (2013). Metodologi Penelitian Sosial Budaya Berdasarkan Pendekatan Kualitatif. Semarang: Fasindo.
Vaterlaus, J. M. (2017). Yik Yak : An Explanatory Study of Collage Student Uses and Gratifications. Bulletin of Science, Technology, Society, 37(1), 23–33. https://doi.org/https://doi.org/10.1177/0270467617738902
Wallece, K. (1999). Anonymity. Ethics and Information Technology, 1(1), 23–35. https://doi.org/https://doi.org/10.1023/A:1010066509278
Wang, G., Wang, B., Wang, T., Nika, A., Zheng, H., & Zhao, B. Y. (2014). Whisper in the dark : Anlysis of an Anonymous Social Network. Internet Measurement Conference 2014, 137–150. Vancouver: Association for Computing Machinery. https://doi.org/https://doi.org/10.1145/2663716.2663728
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Wiwid Adiyanto, Eagan Murtadho Dita Putra
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Kebijakan yang diajukan untuk jurnal yang menawarkan akses terbuka
Syarat yang harus dipenuhi oleh Penulis sebagai berikut:- Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
- Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).
Kebijakan yang diajukan untuk jurnal yang menawarkan akses terbuka yang tertunda
Penulis yang menerbitkan dengan jurnal ini setuju pada persyaratan berikut ini:
- Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama, dengan pekerjaan [TENTUKAN PERIODE WAKTU] setelah penerbitan secara simultan dengan lisensi di bawah: Creative Commons Attribution License yang memudahkan yang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan penerbitan awal dan kepenulisan karya di jurnal ini.
- Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non-ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).