PERFOMATIVITAS GENDER DAN RESPONS PENONTON TERHADAP VIDEO DOKTER TRANSPUAN PERTAMA DI INDONESIA
DOI:
https://doi.org/10.33822/jep.v6i2.5815Keywords:
indonesia, encoding/decoding, penerimaan, performativitas, transpuanAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk melihat respons masyarakat terhadap Alegra Wolter, dokter transpuan pertama di Indonesia, dengan terlebih dahulu memperhatikan performativitas gender Alegra Wolter dalam video YouTube Perjuangan dokter transpuan memberi pelayanan medis tanpa penghakiman yang diproduksi oleh BBC News Indonesia. Umumnya kajian mengenai performativitas transpuan di Indonesia membahas tentang tokoh pada karya fiksi, sedangkan penelitian ini membahas individu transpuan di dunia nyata. Teori performativitas gender oleh Judith Butler digunakan untuk mengidentifikasi identitas gender Alegra Wolter. Penelitian ini menggunakan metode campuran yaitu kualitatif dan kuantitatif sekuensial dengan menggunakan teori encoding/decoding oleh Stuart Hall sebagai alat analisis. Penelitian ini menghasilkan dua temuan. Temuan pertama adalah penonton yang tidak menyukai keberadaan individu transgender di masyarakat Indonesia masih mendominasi. Temuan kedua adalah lebih banyak jumlah penonton yang memberikan dukungan kepada Alegra secara pasif
References
Adinda, P. (2021, March 4). www.asumsi.co. Retrieved 2021, from Olok-olok Televisi kepada Kelompok Transgender: https://asumsi.co/post/58525/olok-olok-televisi-pada-kelompok-transgender/
Afdholy, N. (2019). Negosiasi Heteronormativitas pada Performativitas Transgender dalam Film Lovely Man. PARAFRASE : Jurnal Kajian Kebahasaan & Kesastraan.
Anderson, B. (2001). Dari Tjentini Sampai Gaya Nusantara. In D. Oetomo, Memberi Suara pada yang Bisu (p. xi). Yogyakarta: GalangPress.
Anggraini, R. F. (2019). Konstruksi Sosial Waria pada Forum Komunikasi Waria Indonesia (FKWI). Jakarta: (Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah).
Austin, J. L. (1962). How to Do Things with Words. Oxford: Clarendon Press.
Bloembergen, M. (2011). Polisi Zaman Hindia Belanda : Dari Kepedulian dan Ketakutan. Jakarta: Kompas.
Boellstorff, T. (2004, May). Playing Back the Nation: Waria, Indonesian Transvestites. Cultural Anthropology, 19(2), 163.
Boellstorff, T. (2004). Playing Back the Nation: Waria, Indonesian Transvestites. Cultural Anthropology, 19(2), 159-195.
Boellstorff, T. (2007). A Coincidence of Desires: Anthropology, Queer Studies, Indonesia. Durham dan London: Duke University Press.
Butler, J. (1990). Gender Trouble (2nd Edition ed.). Routledge.
Butler, J. (2011, January 13). Your Behavior Creates Your Gender. (M. Miller, Interviewer)
Cabrera, N. L., Matias, C. E., & Montoya, R. (2017). Activism or Slacktivism? The Potential and Pitfalls of Social Media in Contemporary Student Activism. Journal of Diversity in Higher Education, http://dx.doi.org/10.1037/dhe0000061.
Carolina, R. (2018, November 24). Negara Menutup Mata terhadap Kekerasan atas Waria. Retrieved 2021, from old.magdalene.co: https://old.magdalene.co/story/negara-menutup-mata-terhadap-kekerasan-atas-waria
Carroll, A. (2016). State-Sponsored Homophobia: A World Survey of Sexual Orientation Laws: Criminalisation, Protection and Recognition. ILGA, Geneva.
Chendra, G., & Candraingrum, D. A. (2021). Konstruksi Sosial Penerimaan Transgender. Koneksi, 5(2), 414-419. https://doi.org/10.24912/kn.v5i2.10411.
Creswell, J. (2009). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches (Vol. 3). USA: Sage.
Dijck, J. V. (2007). Mediated Memories in the Digital Age. Stanford, CA: Stanford University.
Fatinova, D. (2018). Representasi LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) dalam Pemberitaan di “kompas.com” dan “republika.co.id”. [S2 thesis]. Universitas Pendidikan Indonesia.
Hadiati, A., & Listiorini, D. (2013). Representasi Waria dalam Film Indonesia (Studi Analisis Film Indonesia dari Tahun 2003–2006). Jurnal Ilmu Komunikasi, 1-14.
Hall, S. (1980). Encoding/Decoding. In D. H. Stuart Hall (Ed.), Culture, Media, Language (pp. 117-127). Routledge.
Hanggoro, H. T. (2016, February 25). Cara Bang Ali Hadapi Waria. Retrieved 2021, from historia.id: https://historia.id/urban/articles/cara-bang-ali-hadapi-waria-P3eRk/
Hegarty, B. (2017). The Value of Transgender. Transgender Studies Quarterly, 4(1), 78-95.
Human Right Watch. (2016). “Permainan Politik Ini Menghancurkan Hidup Kami” Kelompok LGBT Indonesia dalam Ancaman. USA: Human Right Watch.
Isnaeni, H. F. (2010, November 3). Viva Vivian! Retrieved 2021, from histodia.id: https://historia.id/kultur/articles/viva-vivian-6a8JP/
Jenkins, H. (2006). Convergence Culture: Where Old and New Media Collide. New York: New York University Press.
Jones, S. (2015). Sisi Gelap Demokrasi: Kekerasan Masyarakat Madani di Indonesia. Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadina.
Makki, S. (2016, February 14). KPI Larang TV dan Radio Kampanyekan LGBT. Retrieved from www.cnnindonesia.com: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20160213123910-213-110694/kpi-larang-tv-dan-radio-kampanyekan-lgbt/
Melati, N. K. (2020, May 9). Mengapa Waria Banyak Terjebak Prostitusi. Retrieved 2021, from www.dw.com: https://www.dw.com/id/mengapa-waria-banyak-terjebak-prostitusi/a-53332982
Nasution, A. B. (2004). Menabur Benih Reformasi. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Ningsih, N. A., Sunarto, & Widagdo, M. (2014). Representasi Kekerasan Terhadap Transgender dalam Film Taman Lawang. Interaksi Online, 2(4).
Page, R. E. (2012). Familiar, Reconfi gured, and Emergent Dimensions of Narrative. In R. E. Page, Stories and Social Media: Identities and Interaction (p. 196). Routledge.
Rahmawati, A. A. (2019). REPRESENTASI TRANSGENDER (LGBTQ) DALAM MEDIA MASSA. Jurnal Spektrum Komunikasi, 7(2), 41-47.
Raun, T. (2016). Out Online: Trans Self-Representation and Community Building on YouTube. London and New York: Routledge.
Riyanto, G. D. (2013, December 2022). www.kbr.od. Retrieved from 1,2 Juta Waria di Indonesia Tidak Punya KTP: https://kbr.id/nasional/12-2013/1_2_juta_waria_di_indonesia_tidak_punya_ktp/25400.html
Rokhmansyah, A., Nuryatin, A., Supriyanto, T., & Setyaningsih, N. H. (2023). Gender Performativity of Characters in 2000s Indonesian Novels. Theory and Practice in Language Studies, 13(1), 244-250. https://doi.org/10.17507/tpls.1301.28.
Rusdianto, E. (2015, Desember 27). Beberapa Kesaksian Tentang Kahar Muzakkar. Retrieved 2021, from historia.id: https://historia.id/politik/articles/beberapa-kesaksian-tentang-kahar-muzakkar-6kRE1/page/1
Sakinah, N. (2021). The Pattern of Conflict Handling of Arus Pelangi Non-Governmental Organizations with the Islamic Defenders Front and Hizbut Tahrir Indonesia. International Journal of Politics and Sociology Research, 9(1), 26-36.
Sartre, J.-P. (1943). Being and Nothingness: An Essay on Phenomenological Ontology. France: Éditions Gallimard.
Suliyati, T. (2018, Desember). Bissu: Keistimewaan Gender dalam Tradisi Bugis. Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi, 2(1).
Tang, A. (2016, March 9). Under attack, Indonesian LGBT groups set up safehouses, live in fear. Retrieved 2023, from reuters.com: https://www.reuters.com/article/us-indonesia-gay-rights-idUSKCN0WB02Z
Tuasikal, R. (2020, Februari 19). Lucinta Luna dan Jurnalisme Selangkangan. Retrieved April 2023, from remotivi.or.id: https://dev.remotivi.or.id/headline/esai/571
Wijaya, H. Y. (2022). Digital Homophobia: Technological assemblages of anti-LGBT sentiment andsurveillance in Indonesia. Indonesia and the Malay World, 50(146), 52-72. https://doi.org/10.1080/13639811.2022.2010357.
Yudah, A. A. (2013). Representasi Transgender dan Transeksual dalam Pemberitaan di Media Massa: Sebuah Tinjauan Analisis Wacana Kritis. Jurnal Kriminologi Indonesia, 9(1), 37-49.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Dyah Sihanani, Maria Regina Widhiasti
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Kebijakan yang diajukan untuk jurnal yang menawarkan akses terbuka
Syarat yang harus dipenuhi oleh Penulis sebagai berikut:- Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
- Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).
Kebijakan yang diajukan untuk jurnal yang menawarkan akses terbuka yang tertunda
Penulis yang menerbitkan dengan jurnal ini setuju pada persyaratan berikut ini:
- Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama, dengan pekerjaan [TENTUKAN PERIODE WAKTU] setelah penerbitan secara simultan dengan lisensi di bawah: Creative Commons Attribution License yang memudahkan yang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan penerbitan awal dan kepenulisan karya di jurnal ini.
- Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non-ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).