REPRESENTASI IMPERIALISME BUDAYA KOREA DALAM IKLAN NUTRISARI VERSI “JUNG MIN BUTUH VITAMIN”
DOI:
https://doi.org/10.33822/jep.v4i1.2173Keywords:
Budaya, Imperialisme, Korea Selatan, Representasi, SemiotikaAbstract
Istilah K-Pop dan K-Wave saat ini tidak asing lagi didengar. Kedua istilah tersebut sangat erat dengan kebudayaan Korea Selatan yang sedang menjamur tidak hanya di Indonesia namun juga di seluruh dunia. Dapat dipastikan saat ini semua orang dapat dengan mudah mengakses segala hal yang berhubungan dengan kebudayaan Korea Selatan melalui media cetak, elektronik maupun online. Dari drama, film, variety show maupun konser online dapat dinikmati di mana saja dan kapan saja tanpa Batasan waktu dan tempat. Tak hanya kaum remaja, anak-anak sampai dewasa mulai “teracuni” dengan hal-hal yang berbau Korea. Menurut Shim (2006) koreanisasi, adalah bentuk baru dari imperialisme budaya. Secara perlahan tapi pasti masyarakat di dunia tak lagi menjadikan budaya barat sebagai pusat dari segala budaya. K-Wave merupakan efek yang diinginkan dari strategi negara yang dirancang khusus untuk mengekspor produk-produk hiburan Korea ke luar negeri. Euphoria ini mulai dimanfaatkan oleh para pengiklan untuk memasukan unsur “berbau” Korea Selatan untuk menarik audiens. Salah satunya adalah Iklan Nutrisari versi “Jung Min Butuh Vitamin!” yang menggaet talent asli orang Korea untuk menarik perhatian. Peneliti tertarik untuk “membedah” iklan ini untuk mengetahui representasi imperialism budaya Korea Selatan yang dimunculkan menggunakan Semiotika Roland Barthes.
References
Andreeany, J. (2018). Semakin Meledaknya Populasi Penyuka "Oppa" di Indonesia. Dari:https://www.kompasiana.com/jihanahn/5c0920796ddcae41ba19e7c7/semakin-meledaknya-populasi-penyuka-oppa-di-indonesia?page=all.
Ardia, V. (2014). Drama Korea dan Budaya Popular. Jurnal Lontar Ilmu Komunikasi Universitas Serang Raya, 2.3.
Danesi, M. (2010). Semiotika Media. Yogyakarta: Jalasutra.
Dewi, D.K.(2019). Musing Panas, Saatnya Mengintip Indahnya Hamparan Jutaan Bunga Matahari di Korea. Diakses dari: https://netz.id/gallery/2018/08/09/00716-01716/1016080818/begini-indahnya-hamparan-jutaan-bunga-matahari-di-korea.
Febiola, M.M.(2017). Representasi Imperialisme Budaya Amerika dalam Music Video I Got a Boy. Jurnal E-Komunikasi Universitas Petra Surabaya. 5.2
Gogali, V.A. (2016). Industri Media dalam Budaya Popular Kajian Semiotika Pierce pada Drama Korea Saranghae. I Love You.Jurnal Komunikasi BSI Jakarta, 6.1.
Gora, R. (2016). Representasi Perempuan Dalam Iklan Televisi (Studi Analisis Semiotika Iklan Beng-Beng Versi “Great Value”). Jurnal Universitas Bunda Mulia, 165.
Kodri, M.A. (2016). Representasi Maskulinitas Boyband Shinee Dalam Video Klip Ring Ding Dong Melalui Ananlisis Semiotika. Jurnal Society Universitas Bangka Belitung, 54
Nurudin. (2007). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Press.
Nutrisari. (n.d). Deskripsi Nutrisari Rasa Jeju Orang. Diakses dari: https://www.nutrimart.co.id/nutrisari-jeju-orange-10
Putri, A.W. (2020). Penggemar K-Pop Indonesia adalah Ladang Emas Oppa Korea. dari: https://tirto.id/penggemar-k-pop-indonesia-adalah-ladang-emas-oppa-korea-eroc.
Radar Jogja (2019). Simple tapi Stylish! Intip Style ala Pria Korea, Dijamin Bikin Cewek Meleleh. Diakses dari: https://radarjogja.jawapos.com/2019/08/20/simple-tapi-stylish-intip-style-ala-pria-korea-dijamin-bikin-cewek-meleleh/.
Rachel, J. (2017). 5 Alasan Korea Selatan Pantas Menjadi Negara Inspirasi Fashion. Diakses dari: http://www.cosmogirl.co.id/artikel/read/9490/5-Alasan-Korea-Selatan-Pantas-Menjadi-Negara-Inspirasi-Fashion.
Sari, N.S. & Sadewo, F.X.S.(2015). Korean Fashion Style (Praktik Sosial Pola Berpakaian Pengguna Korean Style di Surabaya). Jurnal Paradigma. Hal 1-7. Vol 3 no 3.
Shim, D. (2006). Hybridity and the rise of Korean popular culture in Asia. Media, Culture & Society. Singapura: National University of Singapore.
Vitaarum, W. (2016), Jeju Island Korea Selatan - Serba-Serbi Olahan Jeruk Buah Tangan Khas Pulau Samdado. Diakses dari: https://travel.tribunnews.com/2016/08/04/jeju-island-korea-selatan-serba-serbi-olahan-jeruk-buah-tangan-khas-pulau-samdado.
Welle, D. (2020). Korea Selatan Ingin Dunia Belajar Bahasa Korea dengan K-Pop. Diakses dari: news.detik.co/dw/d-5208320-korea-selatan-ingin-dunia-belajar-bahasa-korea-dengan-kpop
Yeon, S.S. (2008). Why Are Asians Attracted to Korean Pop Culture: Korean Wave. Ed. The Korea Herald. Seoul: Jimoondang.
Zetizen.(2016). 5 Fakta Menarik Drama Korea “Moon Lovers: Scarlet Heart Ryeo”. Diakses dari: https://zetizen.jawapos.com/show/3042/5-fakta-menarik-drama-korea-moon-lovers-scarlet-heart-ryeo.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Kebijakan yang diajukan untuk jurnal yang menawarkan akses terbuka
Syarat yang harus dipenuhi oleh Penulis sebagai berikut:- Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
- Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).
Kebijakan yang diajukan untuk jurnal yang menawarkan akses terbuka yang tertunda
Penulis yang menerbitkan dengan jurnal ini setuju pada persyaratan berikut ini:
- Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama, dengan pekerjaan [TENTUKAN PERIODE WAKTU] setelah penerbitan secara simultan dengan lisensi di bawah: Creative Commons Attribution License yang memudahkan yang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan penerbitan awal dan kepenulisan karya di jurnal ini.
- Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non-ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).