Membangun Engagement Melalui Platform Digital (Studi Kasus Flip sebagai Start-Up Fintech)
DOI:
https://doi.org/10.33822/jep.v3i2.1668Keywords:
public relations, start-up, fintech, digital engagement, media sosialAbstract
Hadir sebagai startup lokal, Flip memberikan warna baru di dunia Fintech (Financial Technology) dengan menyediakan layanan transfer antar bank bebas biaya admin. Flip tidak hanya berfokus pada pengembangan core business, namun juga menyadari bahwa berkomunikasi dengan target audiens adalah penting. Saat ini Flip telah memiliki website dan media sosial yang dikelola dalam membangun digital engagement. Engagement ini sangat penting bagi seorang PR sebagai dasar strategi komunikasi jangka. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan studi tentang bagaimana Flip sebagai start-up local di bidang Fintech membangun digital engagement melalui berbagai aktivitas Public Relations di berbagai platform. Tipe penelitian ini merupakan studi deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui metode (1) observasi melalui website dan social media monitoring dan (2) wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Flip sangat menyadari komunikasi berperan penting dalam sustainability bussiness. Saat ini Flip telah menggunakan platform digital untuk menyampaikan segala sesuatu yang baru tentang produk mereka, sekaligu membentuk mutual understanding melalui percakapan yang dibangun. Dengan segala keterbatasan sumber daya yang dimiliki, peringkat website flip.id telah meningkat 32% selama periode Januari – Maret 2020) dengan mencapai sekitar 63.330 pengunjung dan 139.350 hits setiap bulan. Secara garis besar konten-konten yang mendapatkan engagement tertinggi antara lain giveaway, tips dan challenge dan di antara semua media sosial yang digunakan Flip, Instagram memiliki rata-rata engagement tertinggi yaitu mencapai 60%. Dalam berbagai aktivitas online yang dilakukan Flip untuk membangun engagement ke target audiens dimetaforakan selayaknya pertemanan dimana mereka berusaha hadir untuk memberikan manfaat. Flip sendiri juga bekerja sama dengan Social Media Influencer (SMI) berupa Micro Influencer yaitu mereka yang punya expertise atau keahlian di bidang keuangan dengan follower yang segmented dan terbukti cukup efektif dalam membangun engagement.
References
Arner, D. W., Barberis, J., & Buckley, R. P. (2015). The evolution of Fintech: A new post-crisis paradigm. Geo. J. Int'l L., 47, 1271.
Avery, E. J., & Graham, M. W. (2013). Political public relations and the promotion of participatory, transparent government through social media. International Journal of Strategic Communication, 7(4), 274–291. doi:10.1080/1553118X.2013.824885.
Botan, C. H., & Taylor, M. (2004). Public relations: State of the field. Journal of Communication, 54(4), 645–661. doi:10.1111/j.1460-2466.2004.tb02649.x
Boyle, E. (2003). A study of entrepreneurial brand building in the manufacturing sector in the UK. Journal of Product & Brand Management, 12, 79–93.doi:10.1108/10610420310469779
Bresciani, S., & Eppler, M. J. (2010). Brand new ventures? Insights on start‐ups' branding practices. Journal of Product & Brand Management.
Chen, Z. F., Ji, Y. G., & Men, L. R. (2017). Strategic Use of Social Media for Stakeholder Engagement in Startup Companies in China. International Journal of Strategic Communication, 11(3), 244–267. https://doi.org/10.1080/1553118X.2017.1298114
Devin, B. L., & Lane, A. B. (2014). Communicating engagement in corporate social responsibility: A meta-level construal of engagement. Journal of Public Relations Research, 26(5), 436–454. doi:10.1080/1062726X.2014.956104
Heath, R. L. (2006). Onward into more fog: Thoughts on public relations’ research directions. Journal of Public Relations Research, 18(2), 93–114. doi:10.1207/s1532754xjprr1802_2
Heath, R. L. (2014,May). Public relations’ role in engagement: Functions, voices, and narratives. Paper presented at the Engagement as strategy, theory and practice. ICA preconference 2014, Seattle, WA.
Ji, Y. G., Li, C., North, M., & Liu, J. (2015). Staking reputation on stakeholders: How does stakeholders’ Facebook engagement help or ruin a company’s reputation? Public Relations Review 41(1), 201–215. doi:10.1016/j.pubrev.2016.12.004bk_AQCmts12b
Khan, G. F. (2017). Social media for Government. Springer Books.
Kriyantono, R. (2020). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Li, Y., Spigt, R., and Swinkels, L., (2017). The Impact of FinTech Start-Ups on Incumbent Retail Banks’ Share Prices, Financial Innovation, 26, 1-16.
Lovejoy, K., Waters, R. D., & Saxton, G. D. (2012). Engaging stakeholders through Twitter: How nonprofit organizations are getting more out of 140 characters or less. Public relations review, 38(2), 313-318
Narayan, S., Sahminan, S., (2018). Has FinTech Influenced Indonesia’s Exchange Rate and Inflation? Bulletin of Monetary Economics and Banking (Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan), 21, 303-322
Natalia, D., & Shihab, M. (2018). Public Relations Strategies to Built Financial Technology (Fintech) Awareness The lKoinworksr Way. 260(Icomacs), 254–257. https://doi.org/10.2991/icomacs-18.2018.62
Yin, R. K. (2006). Studi kasus: desain dan metode. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Kebijakan yang diajukan untuk jurnal yang menawarkan akses terbuka
Syarat yang harus dipenuhi oleh Penulis sebagai berikut:- Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
- Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).
Kebijakan yang diajukan untuk jurnal yang menawarkan akses terbuka yang tertunda
Penulis yang menerbitkan dengan jurnal ini setuju pada persyaratan berikut ini:
- Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama, dengan pekerjaan [TENTUKAN PERIODE WAKTU] setelah penerbitan secara simultan dengan lisensi di bawah: Creative Commons Attribution License yang memudahkan yang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan penerbitan awal dan kepenulisan karya di jurnal ini.
- Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non-ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).