Komunikasi Konflik Jawara Banten
DOI:
https://doi.org/10.33822/jep.v3i1.1520Keywords:
Deduluran, Komunikasi, Konflik, Jawara, BantenAbstract
Jawara Banten adalah pertemuan budaya lokal yang luar biasa dari bagian budaya orang Indonesia. Mereka membangun standar budaya sendiri yang tidak sama dengan masyarakat Sunda, Betawi, dan Jawa yang memisahkan wilayah tempat tinggal mereka di tepi utara wilayah Banten. Terlepas dari kenyataan bahwa individu-individu ini berasal dari wilayah Cirebon dan Demak yang datang untuk pada abad keenam belas, namun mereka tampaknya mempunyai hubungan sosial dan obudaya yang otentik dengan asal mereka. Penelitian ini dilaksanakan untuk menggali lebih dalam bagaimana cara berkomunikasi Jawara Banten khususnya dalam komunikasi. Metode yang digunakan adalah campuran dari metode paremiologi dan metode wawancara mendalam. Penelitian dilaksanakan selama sembilan bulan (April-Desember 2019) termasuk 12 responden wawancara dan tiga buah buku tentang bahasa Jawa untuk melakukan studi paremiologi. Dari hasil tersebut, peneliti mendapat temuan penelitian sebagai berikut: (1) Komunikasi Jawara Banten konsep besarnya adalah “Deduluran” (2) Selain “Sedulur” ada juga konsep “Sebatur” yang masih turunan dari konsep deduluran. Konsep “Sebatur” ini lebih memperecepat untuk menyelesaikan masalah secara musyawarah dan akhirnya damai. (3) Ada perubahan kultur dalam berkonflik di Banten, kalau dulu berkelahi biasanya ada istilah “wes ijen bae, ijen siji-siji ning alon-alon”. Jadi seperti duel dan tidak berkelahi ramai-ramai. Sekarang sudah berkurang karena diselesaikan dulu dengan cara musyawarah. (4) Dalam lingkungan masyarakat Jawara Banten ada larangan yang tidak boleh dilakukan dalam pergaulan antar manusia, ada istilahya “Aje Julid, Aje ngelunjak, Aje Mencangak, Aje Syirika, Aje Ilok Ngebohong, Aje Ilok Ngulungani, Aje Ilok Makan Uong” karena kurang baik untuk dipakai dalam pergaulan.
References
Adetunji, R.R & Sze, K.P. 2012. Understanding Nonverbal Communication across Cultures: A Symbolic Interactionism Approach, I-come,1:1-8.
Bandiyah, B. 2010. Evolusi Jawara di Banten. (Studi Evolusi dari Bandit menjadi Pejabat). Jurnal Interaktif, 1(2).
Chen, G-M. 1989. Relationships of the Dimensions of Intercultural Communication Competence. Communication Quarterly, 37 (2), 118-133.
Firdausi, I.A. 2016. Jawara dalam Budaya Banten. (Studi Etnografi Komunikasi mengenai Jawara di Banten. Jurnal Lontar 4(3): 15-29.
Gudykunst, W. B. & Ting-Toomey, S. (1988). Culture and interpersonal Communication. Newbury Park, CA: Sage.
Hall, E. 1976. Beyond culture. New York: Doubleday.
Kim, D., Pan, Y. & Park, H. S. (1998). High- versus low-context culture: A comparison of Chinese, Korean and American cultures. Psychology & Marketing, 15(6), 507–521.
Samovar, L., Porter, R.E., McDaniel, E.R., Roy, C.S. 2012. Communication Between Cultures. Boston: Wadsworth Cengage Learning.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta
Veerger, K.J. 1993. Realitas Sosial. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama
West, E.L & Turner, L.H. 2007. Introducing Communication Theory: Analysis and Application. New York: McGraw-Hill Higher Education
Downloads
Published
Issue
Section
License
Kebijakan yang diajukan untuk jurnal yang menawarkan akses terbuka
Syarat yang harus dipenuhi oleh Penulis sebagai berikut:- Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
- Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).
Kebijakan yang diajukan untuk jurnal yang menawarkan akses terbuka yang tertunda
Penulis yang menerbitkan dengan jurnal ini setuju pada persyaratan berikut ini:
- Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama, dengan pekerjaan [TENTUKAN PERIODE WAKTU] setelah penerbitan secara simultan dengan lisensi di bawah: Creative Commons Attribution License yang memudahkan yang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan penerbitan awal dan kepenulisan karya di jurnal ini.
- Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non-ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).