Kualitas Sanitasi Higiene dengan Peningkatan Frekuensi Diare pada Balita
Abstrak
Latar Belakang: Diare merupakan penyakit utama penyebab kematian anak. Sekitar 90% dari kematian karena diare terjadi pada balita, khususnya pada negara yang memiliki penghasilan rendah dan menengah. Salah satu yang menjadi penyebab diare ialah rendahnya akses hygiene dan sanitasi. Dari data yang telah didapatkan di Puskesmas Dungkait dapat dilihat bahwa desa tertinggi dengan sarana sanitasi yang masih rendah dan tingkat kejadian diare pada balita yang tinggi adalah Desa Pangasaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran hygiene sanitasi dengan kejadian diare pada balita di Desa Pangasaan Kecamatan Tapalang Barat, Kabupaten Mamuju.
Metode: Desain penelitian menggunakan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rumah tangga yang memiliki balita di Desa Pangasaan yaitu sebanyak 54 rumah tangga. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah ibu balita, dengan menggunakan total sampel, yaitu sebanyak 54 orang. Variabel penelitian yaitu: pengolahan air minum, kebiasaan buang air besar, pengolahan air limbah, pengelolaan sampah dan kejadian diare. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif.
Hasil: terdapat 2 (16,7%) anak balita yang mengalami diare pada responden yang melakukan pengolahan air minum memenuhi syarat dan ada 6 (14,3%) anak balita yang mengalami diare pada responden yang melakukan pengolahan air minum tidak memenuhi syarat. Tidak terdapat anak balita yang mengalami diare pada responden yang melakukan kebiasaan buang air besar memenuhi syarat dan ada 8 (19,0%) anak balita yang mengalami diare pada responden yang melakukan kebiasaan buang air besar tidak memenuhi syarat. Tidak terdapat anak balita yang mengalami diare pada responden yang melakukan pengelolaan limbah cair rumah tangga memenuhi syarat dan ada 8 (16,7%) anak balita yang mengalami diare pada responden yang melakukan pengelolaan limbah cair rumah tangga tidak memenuhi syarat. terdapat 1 (9,1%) anak balita mengalami diare pada responden yang melakukan pengelolaan sampah memenuhi syarat dan ada 7 (14,8%) anak balita yang mengalami diare pada responden yang melakukan pengelolaan sampah tidak memenuhi syarat. Hasil analisis chi-square menunjukkan bahwa p-value untuk semua hubungan variabel di atas 0,05 yang menunjukkan bahwa secara statistik, tidak terdapat hubungan antara hygiene sanitasi dengan kejadian diare pada balita di Desa Pangasaan.
Kesimpulan: Secara statistik tidak terdapat hubungan yang signifikan antara hygiene sanitasi dengan kejadian diare pada balita di Desa pangasaan. Meski demikian sebagian besar balita yang mengalami diare berasal dari rumah tangga dengan hygiene sanitasi yang tidak memenuhi syarat.
Unduhan
Diterbitkan
Versi
- 2024-10-31 (2)
- 2024-10-31 (1)