Studi Pengelolaan Limbah Industri Tempe Rumah Tangga Di Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang: Permasalahan, Dampak, Dan Alternatif Solusi Berkelanjutan

Penulis

  • Muhammad Fadel Suryaputra Prodi Tadris IPA, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Universitas Islam Negeri Salatiga, Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia
  • Indri Sulfazanah Prodi Tadris IPA, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Universitas Islam Negeri Salatiga, Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia.
  • Nisrina Hasna Tsabitha Prodi Tadris IPA, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Universitas Islam Negeri Salatiga, Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia.
  • Yumna Khairunnisa Prodi Tadris IPA, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Universitas Islam Negeri Salatiga, Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia.
  • Farah Bidara Prodi Tadris IPA, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Universitas Islam Negeri Salatiga, Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia

Abstrak

Latar Belakang: Usaha industri tempe rumahan umumnya masih menggunakan metode produksi yang sangat sederhana dan sering kali tidak dilengkapi dengan dokumen usaha yang memadai. Banyak dari industri tempe rumah tangga ini juga belum memiliki sistem pengolahan air limbah yang baik, sehingga limbah cair yang dihasilkan langsung dibuang ke perairan. Hal ini berpotensi mencemari lingkungan di sekitar lokasi industri tempe. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana pengelolaan limbah dari industri tempe rumah tangga di Kota Salatiga dan sekitarnya.

Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu Pengumpulan data primer, observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pelaku industri belum memiliki sistem pengolahan air limbah (IPAL) dan masih membuang limbah cair langsung ke saluran pembuangan yang mengarah ke sungai. Limbah padat seperti kulit kedelai dimanfaatkan sebagai pakan ternak, namun limbah cair yang kaya senyawa organik berpotensi mencemari lingkungan. Kurangnya pengetahuan, keterbatasan lahan, dan biaya menjadi kendala utama pembangunan IPAL. Penelitian merekomendasikan penggunaan teknologi sederhana seperti biofilter anaerob dan pemanfaatan limbah cair sebagai pupuk organik untuk solusi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

 

Kesimpulan: Pengelolaan limbah industri tempe rumah tangga di Kota Salatiga masih tergolong minim dan tradisional, terutama untuk limbah cair yang dibuang langsung ke lingkungan tanpa pengolahan. Meskipun ada pemanfaatan limbah padat untuk pakan ternak, sistem pengelolaan yang berkelanjutan belum diterapkan. Diperlukan pelatihan, bantuan teknis, dan penerapan teknologi tepat guna seperti IPAL sederhana untuk mengurangi pencemaran dan mendukung keberlanjutan lingkungan.

Unduhan

Diterbitkan

2025-10-10

Cara Mengutip

Muhammad Fadel Suryaputra, Indri Sulfazanah, Nisrina Hasna Tsabitha, Yumna Khairunnisa, & Farah Bidara. (2025). Studi Pengelolaan Limbah Industri Tempe Rumah Tangga Di Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang: Permasalahan, Dampak, Dan Alternatif Solusi Berkelanjutan . Health Safety Environment, 4(2), 96–109. Diambil dari https://ejournal.upnvj.ac.id/HSE/article/view/11695