Representasi Harapan dan Hopelessness dalam Video Clip BTS “Interlude: Shadow” (Kajian Semiotika Roland Barthes)

Authors

  • Ratu Nadya Wahyuningratna Program Studi Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jakarta
  • Irpan Ripa'i Sutowo Program Studi Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jakarta

DOI:

https://doi.org/10.33822/jep.v3i2.1635

Abstract

Memiliki harapan merupakan hal yang lumrah bagi setiap orang. Tanpa harapan, seseorang seolah tidak memiliki tujuan dalam hidupnya. Namun kadang manusia tak hanya memiliki harapan yang sifatnya positif dalam hidupnya, tetapi juga memiliki keputusasaan atau hopelessness di saat sesuatu tidak berjalan sesuai keinginannya. Kedua perasaan ini bisa timbul di saat-saat tertentu, namu tidak semua orang mampu membaginya dengan orang lain. Berbeda dengan para musisi, mereka yang biasa menciptakan lagu, seringkali diberi kebebasan untuk mencurahkan perasaannya melalui lagu-lagu yang dibuatnya. Seperti halnya dengan boyband asal Korea Selatan, BTS, mereka diberi kebebasan oleh agensi yang menaunginya untuk mencurahkan perasaan mereka melalui lagu-lagu yang mereka ciptakan sendiri. Melalui lagu, mereka merasa bisa mengomunikasikan apa yang sedang mereka pikirkan dan rasakan kepada khalayak, terutama fans mereka (ARMY). Band ini begitu dicintai oleh publik, bisa dilihat dari banyaknya prestasi mengagumkan yang mereka dapatkan tak hanya di negaranya asalnya sendiri namun juga di seluruh dunia. Kejujuran yang mereka sampaikan lewat lirik lagu, rasa cinta mereka terhadap fans, bahkan harapan dan keputusasaan bisa dirasakan langsung oleh semua orang. Tak terkecuali lagu “Interlude: Shadow”, dari lirik dan video clip nya sendiri kita bisa menemukan isyarat harapan dan hopelessness di dalamnya. Karena itu penulis tertarik untuk mencari tahu lebih dalam representasi harapan dan hopelessness dari video clip “Interlude: Shadow” ini menggunakan Semiotika Roland Barthes.

Published

2020-07-01

Issue

Section

Artikel