Prinsip Tata Kelola Perusahaan Berbasis Nilai-Nilai Bela Negara
Keywords:
corporate governance, humanism, patriotismAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk menginternalisasikan nilai-nilai bela negara pada prinsip-prinsip tata kelola perusahaan. Metode yang digunakan adalah filosofi humanisme dengan kajian ontologi, epistemologi dan aksiologi yaitu mengenali diri peneliti lebih dalam sehingga bela negara memang sesuai. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa bela negara memiliki nilai yang mendukung terlaksananya tata Kelola perusahaan yagn baik seperti tanggung jawab, integritas, transparansi, independensi, kewajaran dan reputasi.
References
Agung, I. G. B. W. (2016). Pendidikan Kewarganegaraan Bela Negara. Bali: Universitas Udayana.
Batta, G., Heredia, R. S., & Weidenmier, M. (2014). Political connections and accounting quality under high expropriation risk. European Accounting Review, 23(4), 485–517. https://doi.org/10.1080/09638180.2014.906316
Bliss, M. A., & Gull, F. A. (2012). Political connection and leverage: Some Malaysian evidence. Journal of Banking & Finance, 36, 2344–2350. https://doi.org/10.1016/j.jbankfin.2012.04.012
Bramm, G., Nandy, M., Weitzel, U., & Lodh, S. (2015). Accrual-based and real earnings management and political connections. The International Journal of Accounting, 50(2), 111–141. https://doi.org/10.1016/j.intacc.2013.10.009
Budiati, L. (2012). Good governance dalam pengelolaan lingkungan hidup. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Chaney, P. K., Faccio, M., & Parsley, D. (2011). The quality of accounting information in politically connected firms. Journal of Accounting and Economics, 51, 58–76. https://doi.org/10.1016/j.jacceco.2010.07.003
Ekaputra, T. (2021). Kolaborasi, Kunci Sukses Gerakan Nasional Bela Negara di Era Digital. Retrieved from https://kumparan.com/tarsih-ekaputra1539592155247/kolaborasi-kunci-sukses-gerakan-nasional-bela-negara-di-era-digital-1wSm9RHjIHI/full
Fisman, R. (2001). Estimating the value of political connection. The American Economic Review, 91(4), 1095–1102.
Friedman, T. L. (2002). Memahami Globalisasi: Lexus dan Pohon Zaitun (Terjemahan). Bandung: ITB.
Gross, C., Königsgruber, R., Pantzalis, C., & Perotti, P. (2016). The financial reporting consequences of proximityto political power. Journal of Accounting Public Policy, 35(6), 609–634. https://doi.org/10.1016/j.jaccpubpol.2016.06.007
Hadi, P., & Al, E. (2019). Pedoman Penerapan Bela Negara. Jakarta: Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.
Harruma, I. (2022). Perwujudan Bela Negara dalam Bidang Ekonomi. Retrieved from https://nasional.kompas.com/read/2022/04/12/00000031/perwujudan-bela-negara-dalam-bidang-ekonomi
He, X., Wong, T. J., & Young, D. (2012). Challenges for implementation of fair value accounting in emerging markets: Evidence from China. Contemporary Accounting Research, 29(2). https://doi.org/10.1111/j.1911-3846.2011.01113.x
Heese, J., Khan, M., & Ramanna, K. (2017). Is the SEC captured? Evidence from comment-letter reviews. Journal of Accounting and Economics2, 64, 98–122. https://doi.org/10.1016/j.jacceco.2017.06.002
Hope, O. K., Yue, H., & Zhong, Q. (2020). Do different political connections affect financial reporting quality differently? Contemporary Accounting Research, 37(2), 1015–1043. https://doi.org/10.1111/1911-3846.12557
Humphery-Jenner, M., & Powell, R. (2014). Firm size, sovereign governance, and value creation: Evidence from the acquirer size effect. Jouranl of Corporate Finance, 26. https://doi.org/10.1016/j.jcorpfin.2014.02.009
Jennings, R., Kartapanis, A., & Yu, Y. (2021). Do political connections induce more or less opportunistic financial reporting? Evidence from close elections involving SEC-influential politicians. Contemporary Accounting Research2, 38(2), 1177–1203. https://doi.org/10.1111/1911-3846.12642
Kamayanti, A. (2019). Akuntansi Keperilakukan. Jakarta: Rumah Peneleh.
Lamont, C. (1997). The Philoshopy of Humanism. New York: Humanist Press.
Marbun, R. V., Putra, A. M., & Wijayanti, A. (2021). Koneksi Politik dan Manajemen Skandal: Sebuah Temuan Empiris Perusahaan BUMN. Jurnal Riset Dan Aplikasi: Akuntansi Dan Manajemen2, 5(2).
Mingming, W. (2002). The Third Eye: Toward a Critique “Nativist Anthropology.” Chinese Anthropology, 22(2), 149–174.
Mulawarman, A. D., & Kamayanti, A. (2018). Islamic Accounting Anthropology: A Constructivist Methodological Alternative. International Journal of Business and Society, 19(2), 302–311.
Piotroski, J. D., Wong, T. J., & Zhang, T. (2015). Political incentives to suppress negative information: Evidence from Chinese listed firms. Journal of Accounting Research, 53(2), 405–459. https://doi.org/10.1111/1475-679X.12071
Ramantha, I. W. (2020). Fraud pentagon theory in detecting financial perception of financial reporting with good corporate governance as moderator variable. International Research Journal of Management IT and Social Science, 7(1), 84–94.
Sani, A. A., Latif, R. A., & Al-Dhamari, R. A. (2020). CEO discretion, political connection and real earnings management in Nigeria. Management Research Review, 43(8), 909–929. https://doi.org/10.1108/MRR-12-2018-0460
Subagyo, A. (2015). Bela Negara; Peluang dan Tantangan di Era Globalisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tumbol, S. A., Joko, R., & Baliyanto, L. (2017). Bela Negaradalam Perspektif Strategi dan Kebijakan Pertahanan Negara. WIRA. Jakarta.
Vermonte, P. J. (2012). Mendanai Partai Politik: Problem dan Beberapa Alternatif Solusinya. Analisis CSIS, 41(1), 82–94.
Wirawan, B., & Diyanty, V. (2014). Kepemilikan keluarga, hubungan politik dan family aligned board terhadap implementasi tata kelola perusahaan. Jurnal Akuntansi Dan Auditing Indonesia.
______Undang Undang Dasar RI Tahun 1945
______Undang-undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999, Pasal 68
______Undang-undang Republik Indonesia, Nomor 3 Tahun 2022, Tentang Pertahanan Negara
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 jurnal equity
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Syarat yang harus dipenuhi oleh Penulis sebagai berikut:Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).