Analisis Course Stability Index pada Kapal di Perairan Dangkal
Keywords:
Course Stability Index (CSI), Loading Condition, Simulasi NumerikAbstract
Perhitungan Course Stability Index (CSI) merupakan salah satu parameter penting untuk mengevaluasi kemampuan manuver kapal
saat berlayar dalam menghindari gangguan di laut sehingga dapat meningkatkan keamanannya. CSI dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya: sarat air kapal, kedalaman air, loading condition, bentuk lambung, kecepatan, dan kondisi trim/sink. Perbedaan
loading condition (full load, half load, ballast) ditinjau untuk mengetahui kemampuan manuver kapal di berbagai kondisi karena
kapal tidak selalu beroperasi dalam keadaan penuh. Objek penelitian menggunakan Kapal LCT (Landing Craft Tank) dengan LPP
53 m, B 13.50 m, d 2.90 m, dan Cb 0.802 yang disimulasikan pada perairan dalam dan perairan dangkal. Metode penelitian yang
digunakan adalah simulasi numerik dengan model matematika. CSI dianggap stabil apabila hasil perhitungan negatif (−),
sebaliknya jika hasil perhitungan positif (+), maka CSI dianggap tidak stabil. Hasil perhitungan menunjukkan kemampuan manuver
kapal di perairan dalam pada kondisi full load 0.011958, half load 0.010709 dan ballast 0.009389. Sedangkan untuk kemampuan
manuver kapal di perairan dangkal, didapatkan hasil pada kondisi full load − 0.019056, half load 0.009990, dan ballast 0.019647.
Berdasarkan hasil tersebut, kemampuan manuver Kapal LCT hanya stabil saat kondisi full load di perairan dangkal, yaitu sebesar
−0.019056, sedangkan untuk 2 kondisi lainnya pada perairan dalam dan perairan dangkal, kapal kurang stabil
References
Ayub, F. A. (2021). Influence of Hydrodynamic Derivatives on Ship Manoeuvring Prediction and Application of SQCM to Ship Hull Forces.
July.
Committee, T. M. (2002). Final Report and Recommendations to the 23rd ITTC. The 23rd ITTC, I, 153–687.
Hasmi, A. N., Alamsyah, A., & Pratama, A. D. (2021). Analisis Perbandingan Kinerja Drag Force dan Lift Force Antara Rudder Konvensional dan Rudder Fish Tail Dengan Menggunakan CFD. Zona Laut : Jurnal Inovasi Sains Dan Teknologi Kelautan, 2(2), 11–17.
https://doi.org/10.20956/zl.v2i2.13979
RESOLUTION A.751(18) adopted on 4 November 1993 INTERIM STANDARDS FOR SHIP MANOEUVRABILITY, 751 (1993).
RESOLUTION MSC.137(76) (adopted on 4 December 2002) STANDARDS FOR SHIP MANOEUVRABILITY, 137 Imo (2002).
Jamaludin, A., & Samudro, S. (2019). Analisa dan Evaluasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Karakteristik Olah-Gerak (MANEUVER)
Kapal. Warta Penelitian Perhubungan, 23(1), 17. https://doi.org/10.25104/warlit.v23i1.1048
Kijima, K., Nakiri, Y., Tsutsui, Y., & Matsunaga, M. (1990). Prediction method of ship manoeuvrability in deep and shallow waters. In
International Conference on Marine Simulation and Ship Maneuverability (MARSIM ’90) (pp. 311–318).Manoeuvring Committee of 23rd ITTC. (2002). Recommended Procedures for Manoeuvring Trials. International Towing Tank Conference.
Muhammad, A. H., Syarifuddin, ., Paroka, D., Rahman, S., Wisyono, ., & Pratama, A. A. (2018). Maneuvering Performance of a 30 Gt Fishing Vessel With Asymmerical Propeller Configuration. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kelautan Tropis, 9(2), 491–498.
https://doi.org/10.29244/jitkt.v9i2.19314
Pasteur, L., & Koch, R. (1941). 1. Introduction 1.Introduction. 74(1934), 535–546.
Saputra, A. D. (2021). Studi Kecelakaan Kapal di Indonesia dari Tahun 2003-2019 Berdasarkan Data Investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi. In Warta Penelitian Perhubungan (Vol. 33, Issue 2). https://doi.org/10.25104/warlit.v33i2.1502