Pengarusutamaan Gender: Studi Kasus Jurnalis Perempuan Metro TV
DOI:
https://doi.org/10.33822/gk.v3i2.1788Abstract
Dewasa ini ada banyak perempuan ingin memposisikan dirinya diterima dunia apa pun jenis tugas, profesi serta pekerjaannya. Faktor kemanfaatan dari kesetaraan menyebabkan perempuan tidak menyadari sesungguhnya telah dikuasi atau mengalami pengucilan. Perempuan menjadi bagian agen perubahan dunia dari segala sektor profesi. Tetapi secara patriarki kedudukannya selalu dikesampingkan dalam proses pembangunan sebuah daerah maupun negara. Doktrin perempuan dianggap lebih rendah daripada laki-laki menyebabkan terganggunya kesetaraan dan keadilan yang ditandai diskriminasi. Metro TV sebagai tempat bekerja subjek penelitian ini, yakni Jurnalis Perempuan Metro TV, menyadari doktrin yang sudah melembaga tersebut. Itulah sebabnya Metro TV berupaya memposisikan pengarusutamaan gender di lingkungannya. Perempuan dan laki-laki mendapat kesempatan yang sama dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk liputan. Namun, liputan daerah konflik harus melalui pertimbangan matang tentang siapa yang diterjunkan, jurnalis perempuan atau jurnalis laki-laki. Dalam situasi seperti ini Metro TV lebih mengutamakan jurnalis laki-laki karena pertimbangan risiko besar meski tidak menutup kemungkinan dilakukan pria. Penelitian ini bertujuan untuk melihat fenomena profesi jurnalis perempuan dari aspek kebijakan, implementasi dan partisipasi jurnalis perempuan dalam melakukan liputan di lapangan.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan cara mengumpulkan data empiris (studi kasus, wawancara, pengamatan pribadi, dan pengalaman pribadi) yang menggambarkan kondisi dan situasi, serta makna dalam kehidupan secara individual dan kelompok. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jurnalis perempuan dinilai lebih sensitif, teliti, rajin, cekatan, empati, sabar dan tidak cepat menyerah, setia, dan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. Selain itu, jurnalis perempuan dinilai lebih dalam ketika menganalisis masalah-masalah sosial. Kesimpulannya, Metro TV dalam pengarusutamaan gender memberikan kesempatan yang sama kepada jurnalisnya, baik laki-laki maupun perempuan, dalam peliputan ke lapangan. Kendati demikian, tidak menghilangkan kodrati sebagai perempuan seperti melahirkan, haid maupun menyusui. Jurnalis perempuan diberi kesempatan cuti sesuai aturan atau diberikan kebijakan khusus “cuti” haid maupun menyusui.
References
Antrobus, P. 2004. The Global Women’s Movement: Definitions and Local Origins. Dalam antrobus (ed), the global women’s movement: Origins, Issue and Strategy, 2004, London & new york : Zed books.
Fakih, Mansour. 1996. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Hubeis, Aida V. 2016. Pemberdayaan Perempuan dari Masa ke Masa. IPB Press.
Lasminah, U. 2010. Patriarki Dunia Mengerus Indonesia posted on May 5, 2010 by wartafeminis
Sumar, Warni T. 2015. Implementasi Kesetaraan Gender Dalam Bidang Pendidikan. MUSAWA, Vol.7 No.1 Juni 2015 : 158-182
Sunarto. 2009. Televisi , Kekerasan dan Perempuan. Kompas Media Nusantara. Jakarta
Downloads
Published
Issue
Section
License
Kebijakan yang diajukan untuk jurnal yang menawarkan akses terbuka
Syarat yang harus dipenuhi oleh Penulis sebagai berikut:
- Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
- Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).