POTENSI OVERKRIMINALISASI PADA PENGATURAN TINDAK PIDANA KOHABITASI DALAM KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PIDANA: PERSPEKTIF FAIR TRIAL
DOI:
https://doi.org/10.35586/jhs.v4i1.9530Keywords:
Kohabitasi, Overkriminalisasi, Tindak Pidana, Kitab Undang – Undang Hukum Pidana, Hak atas Fair TrialAbstract
Tindak pidana kohabitasi diatur dalam Pasal 412 KUHP yang melarang setiap individu untuk hidup bersama sebagaimana suami istri, kendatipun hubungan tersebut dilakukan di luar perkawinan. Adapun ancaman bagi setiap orang yang terbukti melanggar ketentuan ini adalah sanksi pidana penjara paling lama enam bulan atau pidana denda paling banyak kategori II (sepuluh juta rupiah). Pengaturan mengenai tindak pidana kohabitasi telah menimbulkan berbagai kekhawatiran, khususnya mengenai potensi kriminalisasi yang berlebihan atau dikenal dengan istilah overkriminalisasi. Menggunakan hukum pidana untuk mengatasi sebuah permasalahan haruslah menjadi upaya terakhir, sebagaimana diartikulasikan dalam prinsip ultima ratio. Douglas Husak telah memperingatkan bahaya overkriminalisasi, dimana negara diberikan wewenang yang terlalu luas untuk mengontrol individu di wilayah yurisdiksinya dengan menggunakan hukum pidana. Kriminalisasi suatu perbuatan harus mempertimbangkan pembatasan internal dan eksternal. Pembatasan internal berfokus pada tingkat kerusakan, kerugian dan niat jahat yang diakibatkan oleh sebuah tindakan, yang menjamin klasifikasinya sebagai tindak pidana. Selanjutnya, pembatasan eksternal juga menjadi faktor lainnya yaitu fokusnya pada kepentingan negara dan bagaimana kriminalisasi suatu tindakan dapat berkontribusi terhadap tujuan tersebut. Selain itu, terdapat kekhawatiran mengenai potensi terjadinya overkriminalisasi akibat dimasukkannya kohabitasi ke dalam KUHP, yang dapat bertentangan dengan prinsip-prinsip hak asasi manusia, khususnya hak atas peradilan yang adil. Di balik tujuan kriminalisasi tindakan kohabitasi dimana pendekatannya merujuk pada moral dan norma umum, diperlukan sebuah penelitian untuk mengkritisi pandangan tersebut sebagai bentuk sumbangan pemikiran baru khususnya kepada perkembangan hukum pidana di Indonesia.
References
Akbari, Anugerah Rizki. “Controlling The Society Through Criminalization: The Case of Indonesia.” Universiteit Leiden, 2015.
Akbari, Anugrah Rizki. “Aspek Kontrol Kejahatan & (Over)Kriminalisasi: Dalam Rangka Pengujian Undang - Undang No. 46/PUU-XIV/2016.” 2016. https://mappifhui.org/wp-content/uploads/2016/10/ICJR-Keterangan-Ahli_Kesusilaan_ARA.pdf.
Arief, Barda Nawawi. Kebijakan Legislatif Dalam Penanggulangan Kejahatan Dengan Pidana Penjara. 1st ed. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2000.
Azizah, Nurul Nur. “‘Semua Bisa Kena’ : 6 Pasal RKUHP Yang Mengancam Perempuan,” 2022. https://www.konde.co/2022/12/semua-bisa-kena-6-pasal-rkuhp-yang-mengancam-perempuan/.
BBC News Indonesia. “DPR Resmi Sahkan RKUHP Menjadi Undang-Undang, PBB ‘Prihatin’ Pasal-Pasal ‘Diskriminatif,’” 2022. https://www.bbc.com/indonesia/articles/cv2qj19zp28o.
Dirgantara, Adhyasta, and Dani Prabowo. “Lapas Di Indonesia ‘Overcrowded’, Kapasitas 140.000, Penghuninya 265.000 Orang.” Kompas.com, 2024. https://nasional.kompas.com/read/2024/06/13/07562511/lapas-di-indonesia-overcrowded-kapasitas-140000-penghuninya-265000-orang.
Efritadewi, Ayu. Modul Hukum Pidana. 1st ed. Tanjungpinang: UMRAH Press, 2020.
Fair Trials International. “The Right To A Fair Trial,” 2021. https://www.fairtrials.org/the-right-to-a-fair-trial/.
Husak, Douglas. Overcriminalization: The Limits of the Criminal Law. Oxford: Oxford University Press, 2007.
———. “The Criminal Law as Last Resort.” Oxford Journal of Legal Studies 24, no. 2 (2004): 207–235. https://doi.org/10.1093/ojls/24.2.207.
Kadish, Sanford H. “The Crisis of Overcriminalization.” Sage Journals 373, no. 1 (1968): 157–70. https://doi.org/https://doi.org/10.1177/000271626737400115.
Kementerian Kesehatan RI. “Kasus HIV Dan Sifilis Meningkat, Penularan Didominasi Ibu Rumah Tangga.” Sehat Negeriku, 2023. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20230508/5742944/kasus-hiv-dan-sifilis-meningkat-penularan-didominasi-ibu-rumah-tangga/.
Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat. “RKUHP Melanggar Hak Atas Privasi.” LBH Masyarakat, 2019. https://lbhmasyarakat.org/rilis-pers-rkuhp-melanggar-hak-atas-privasi/.
Maramis, Frans. Hukum Pidana Umum Dan Tertulis Di Indonesia. 2nd ed. Jakarta: Rajawali Pers, 2013.
Marzuki, Peter Mahmud. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana, 2011.
Novian, Rully, Supriyadi Widodo Eddyono, Ajeng Gandini Kamilah, Sustira Dirga, Carla Nathania, Erasmus A.T. Napitupulu, Syahrial Martanto Wiryawan, and Adhigama Andre Budhiman. Strategi Menangani Overcrowding Di Indonesia : Penyebab, Dampak Dan Penyelesaiannya. Jakarta: ICJR, 2018. https://icjr.or.id/wp-content/uploads/2018/04/Overcrowding-Indonesia_Final.pdf.
Perkumpulan Bantuan Hukum Indonesia. “Telah Terbit! RKUHP: Panduan Mudah #TibaTibaDiPENJARA,” 2022. https://pbhi.or.id/telah-terbit-rkuhp-panduan-mudah-tibatibadipenjara/.
SDP Publik Ditjenpas. “Statistik Jumlah Penghuni.” SDP Publik Ditjenpas, 2024. https://sdppublik.ditjenpas.go.id/analisa/jumlah-penghuni#chart_statistic_unit-panel.
Sianturi, S.R. Tindak Pidana Di KUHP Berikut Uraiannya. Jakarta: Alumni AHM-PTHM, 1983.
Soekanto, Soerjono, and Sri Mamudji. Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan Singkat. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2023.
Soraya, Joice, and Sri Ayu Irawati. “Perlindungan Hukum Terhadap Korban Atas Hak Fair Trail Sebagai Bentuk Perlindungan Hak Asasi Manusia Dalam Sistem Peradilan Indonesia.” In Seminar Hukum Nasional Dan Call For Paper Dengan Tema “Membangun Hukum Pidana Dalam Negara Hukum Yang Demokratis,” 1–22. Malang: Mahupiki, 2022. http://elitabmas.wisnuwardhana.ac.id/webmin/assets/uploads/lf/LF202302161676499021323.pdf.
Sudibyo, Ateng, and Aji Halim Rahman. “Dekonstruksi Asas Legalitas Dalam Hukum Pidana.” Journal Presumption of Law 3, no. 1 (2021): 55–79. https://doi.org/https://doi.org/10.31949/jpl.v3i1.985.
Sumner, Cate, and Santi Kusumaningrum. Studi Dasar AIPJ Tentang Identitas Hukum: Jutaan Orang Tanpa Identitas Hukum Di Indonesia. Jakarta: Australia Indonesia Partnership for Justice, 2014.
United Kingdom Government. Chapter 11 - Living Together As A Married Couple, Pub. L. No. Amendement 54, 13 (2017). https://assets.publishing.service.gov.uk/media/5a820c1ae5274a2e8ab5738a/dmgch11.pdf.
Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia. “Presiden Dan DPR RI Harus Segera Menghapus Pasal-Pasal Anti Demokrasi Dalam RKUHP,” 2022. https://ylbhi.or.id/informasi/siaran-pers/presiden-dan-dpr-ri-harus-segera-menghapus-pasal-pasal-anti-demokrasi-dalam-rkuhp/.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
Jurnal Statuta have CC-BY-SA or an equivalent license as the optimal license for the publication, distribution, use, and reuse of scholarly work.
In developing strategy and setting priorities, Jurnal Statuta recognize that free access is better than priced access, libre access is better than free access, and libre under CC-BY-SA or the equivalent is better than libre under more restrictive open licenses. We should achieve what we can when we can. We should not delay achieving free in order to achieve libre, and we should not stop with free when we can achieve libre.
You are free to:
- Share — copy and redistribute the material in any medium or format
- Adapt — remix, transform, and build upon the material for any purpose, even commercially.
The licensor cannot revoke these freedoms as long as you follow the license terms.
Jurnal Statuta licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.