MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI SEMI TRAILER SIDE TIPPER TIPE 74 DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING DI PT. XYZ

Authors

  • Harwan Ahyadi Program Studi Teknik Industri, Institut Sains dan Teknologi Nasional Jl. Moh. Kahfi II, Jagakarsa, Jakarta 12640,
  • Rahayu Budi Prahara Program Studi Teknik Industri, Institut Sains dan Teknologi Nasional Jl. Moh. Kahfi II, Jagakarsa, Jakarta 12640,

DOI:

https://doi.org/10.54378/bt.v12i1.86

Keywords:

line efficiency, idle time.

Abstract

Perkembangan industri otomotif dalam hal ini alat berat yaitu sebagai sarana logistic untuk sarana angkut hasil pertambangan dewasa ini sangat tinggi dan bersaing, terutama penggunaan mobil-mobil yang bermuatan besar dalam hal ini Semi Trailer Side Tipper tipe 74 sebagai alat transportasi darat. Tingginya permintaan dari sebesar 20 unit perbulan menjadi 32 unit perbulan yang dipengaruhi oleh harga terjangkau dan kesesuaian dengan minat masyarakat Indonesia, membuat pihak pengelola harus meningkatkan efisiensi dari beberapa aspek untuk tetap meningkatkan kualitas.Demikian pula yang terjadi pada PT. XYZ sebagai salah satu perusahaan pengadaan atau pembuatan Semi Trailer Side Tipper tipe 74. Hal ini juga berdampak pada line efficiency jalur perakaitan Semi Trailer Side Tipper tipe 74 nilai Efisiensi line 24,88 %, Idle Time 14,49 jam, Balance delay 6 %, Smoothest Indeks 8,61, Takt Time 14,67 jam/unit. Metode yang digunakan untuk meningkatkan line efficiency dan menurunkan idle time, Balance Delay, Smoothest Indeks, Takt Time yaitu metode penyeimbangan lintasan atau line balancing. Hasil yang diperoleh dari aktivitas line balancing pada jalur produksi Semi Trailer Side Tipper tipe 74 adalah jumlah stasiun kerja menurun dari 16 stasiun kerja menjadi 15 stasiun kerja, efficiency line meningkat dari 75,12 % menjadi 80,81%, idle time ratio menurun dari 14,49 jam menjadi 8,90 jam, Balance Delay menurun dari 6% menjadi 5,89% dan Smoothest Indeks meurun dari 8,61 menjadi 6,71. Peningkatan efisiensi pada jalur Semi Trailer Side Tipper tipe 74 berimbas pada kebutuhan operator produksi yang bertambah dari 41 operator menjadi 43 operator. Dengan menurunnya kebutuhan produksi 20 unit perbulan menjadi 32 unit perbulan serta pengurangan stasiun kerja di kurangi dengan penambahan 2 orang operator maka perusahaan mendapat keuntungan kotor sebesar Rp 132.838.460,- per bulan atau Rp 1.594.061.520,- per tahun.

References

Baroto, Teguh. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Gasperz, Vincent. 2004, Production Planning And Inventory Control. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Gusti-rahadian, pengertianpengelasanhttp:// blogspot.co.id/2012/03/.h

tml pada 29 Nov 2015

Heizer, Jay dan Barry Render, 2006.Operations Management Buku 2

edisi ke tujuh. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Indrawan, Yayan., Hariastuti, Ni Luh Putu. 2011. Minimalisasi Bottleneck Proses Produksi dengan Menggunakan Metode Line Balancing. Jurnal. Surabaya:Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya.

Kusnadi, Eris 2009 Definisi Waktu untuk Industri, http://eriskusnadi.wordpress.com/2009/12/11definisi-definisi-waktu-untukindustri/.

Marfuah, Umi., Alfiat, Cholis Nur. 2014.Analisis Kebutuhan Man Power

dan Line Balancing Jalur Supply 3 D01N PT. Astra Daihatsu Motor Karawang Assembly Plant (KAP). Jurnal. Jakarta: Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Niebel, Benjamin W. dan Andris Freivalds.1999.Methods, Standards, and

Work Design, ,10th ed.New York:McGraw-Hill, Book.

Nurafriyo, Adithia 2011.Line Balancing,http://adithianurafriyo.blogspot

.com/2011/03/line-balancing.

Published

2017-08-02