Pemanfaatan Personal Branding Selebram Fian Muh dalam Membangun Brand Awareness Axegear Melalui Media Sosial Instagram
Keywords:
Personal Branding; Brand Ambassador; Brand AwarenessAbstract
This study aims to determine how the personal branding of Instagram celebrity Fian Muh is utilized as a brand ambassador in building brand awareness of Axegear. This study is based on the importance of the role of brand ambassadors through a digital communication approach, especially social media, that is able to create emotional connections with the audience. The study uses a post-positivist paradigm, a descriptive qualitative method with an explanatory single case study approach. Data were collected through social media content observation, in-depth interviews with internal company members and followers, and literature studies. The results of the study indicate that Fian Muh's personal branding characteristics, including personal uniqueness, authentic character, branding consistency, positive reputation, and communication flexibility, are strategically utilized to increase brand visibility, strengthen credibility, and encourage audience engagement. These personal branding characteristics have been proven effective in increasing the number of followers, engagement rates, and shaping Axegear's image as a strong adventure brand in the trail bike community. The conclusion of the study shows that well-managed personal branding can be a strategic asset in public relations practices, especially for local brands, in building sustainable brand awareness.
References
Amalia Tiara, & Riva’i Rizal. (2022). Brand ambassador dan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian. Jurnal Komunikasi dan Pemasaran, 5(2), 45–56.
Angelika, V., & Setyanto, Y. (2019). Media sosial dalam pembentukan personal branding (Studi pada Instagram Alberta Claudia). Jurnal Komunikasi, 10(2), 134–146.
Arifin, Z. (2015). Penelitian pendidikan: Metode dan paradigma baru. Remaja Rosdakarya.
Durianto, D. (2017). Strategi menaklukkan pasar melalui riset ekuitas dan perilaku merek. Gramedia Pustaka Utama.
Farisi, D. A., & Sukendro, G. G. (2023). Analisis personal branding di media sosial (Studi kasus pada channel YouTube Windah Basudara). Jurnal Komunikasi Digital, 6(1), 20–33.
Fatmah, F. (2023). Pemanfaatan dalam konteks komunikasi pemasaran digital. Jurnal Komunikasi Kontemporer, 4(2), 34–41.
Fitria, S., & Trisakti, F. A. (2022). Personal Branding: Pembentukan Identitas Yulia Baltschun sebagai Diet Specialist di Media Sosial. Komunikasiana: Journal of Communication Studies, 4(1), 55. https://doi.org/10.24014/kjcs.v4i1.17770
Fitriyah, L. (2024). Strategi komunikasi brand ambassador dalam membangun loyalitas konsumen. Jurnal Ilmu Komunikasi dan PR, 8(1), 60–72.
Lady Padaga, E. P., & Fitriyani, L. R. (2021). Gaya komunikasi Ps. Christofer Tapiheru dalam membentuk personal branding. Jurnal Komunikasi Pelayanan, 5(1), 50–63.
Lea-Greenwood, G. (2012). Fashion marketing communications. John Wiley & Sons.
Marpaung, A. (2023). Pembentukan Personal Branding Influencer Melalui Media Sosial TIKTOK. JURNAL KOMUNIKASI DIGITAL- DIGICATION.
Montoya, P. (2002). The Personal Branding Phenomenon. Personal Branding Press.
Nindhita, V. (2023). Personal branding sebagai strategi karier influencer. Dalam Prosiding Seminar Nasional Psikologi, Vol. 9.
Padaniah, S., & Haryono, T. (2021). Strategi personal branding selebgram dalam meningkatkan daya tarik brand lokal. Jurnal Komunikasi Visual dan Brand, 6(2), 110–123.
Poerwadarminto, W. J. S. (dalam Putra, H. A., 2023). Pemanfaatan dan definisinya dalam konteks budaya komunikasi. Jurnal Bahasa dan Budaya, 9(2), 33–41.
Prasetyo, D. T., Suharto, A., & Eko, W. (2022). Pengaruh brand ambassador dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian produk Eiger [Artikel jurnal]. Jurnal Manajemen, 14(1), 98–102.
Pratama, A., et al. (2024). Metodologi penelitian kualitatif untuk ilmu sosial. Pustaka Ilmu Sosial.
Raharjo, A. (2019). Strategi personal branding di era digital. Penerbit Buku Komunikasi.
Rejeki, T., et al. (2020). Fenomena selebgram dan pengaruhnya terhadap pola konsumsi generasi Z. Jurnal Sosiologi Digital, 3(1), 22–29.
Rustendi, E., & Siliwangi, M. R. (2022). Studi kasus tunggal eksplanatif: Pendekatan dalam riset kualitatif. Jurnal Metodologi Penelitian Sosial, 8(2), 90–103.
Setiawan, I. (2018). Manajemen merek: Teori dan praktik. Mitra Wacana Media.
Sugiyono. (2018). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Susanti, R. (2020). Perilaku pengguna media sosial dalam mengikuti selebgram. Jurnal Ilmu Komunikasi dan Media Sosial, 6(2), 123–131.
Susyanti, D., et al. (2022). Peran selebgram dalam pemasaran digital. Jurnal Manajemen dan Komunikasi, 5(3), 78–84.
Trimulyani, F., & Nina, K. (2021). Brand ambassador dan loyalitas konsumen generasi milenial. Jurnal Komunikasi dan Branding, 4(1), 66–74.
Wash, A. M. (2022). Penelitian deskriptif kualitatif dalam komunikasi. Jurnal Ilmu Sosial & Komunikasi, 11(1), 12–20.
Zulfirman, M. A. (2022). Triangulasi dan kredibilitas data dalam penelitian kualitatif. Jurnal Metodologi Penelitian, 3(1), 55–62.
Yin, R. K. (2014). Case Study Research: Design and Methods (5th ed.). SAGE Publications.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Asti Fadila, Ballian Siregar, Euis Heryati, Euis Nurul Bahriyah

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Kebijakan yang diajukan untuk jurnal yang menawarkan akses terbuka
Syarat yang harus dipenuhi oleh Penulis sebagai berikut:
- Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
- Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).




