The Relationship between Parenting and PMT with Stunting Incidents in Gedangkulut Village, Cerme District

Abstrak

Pendahuluan : Stunting ialah kondisi kronis yang ditandai dengan kurangnya asupan energi dan protein, yang mengakibatkan gangguan pertumbuhan yang tercermin dari pengukuran tinggi badan kepada usia berjangka waktu panjang. Dalam memberi makanan tambahan yang disebut juga dengan PMT ini dipandang perlu untuk tumbuh kembang optimal anak di bawah usia lima tahun. Tujuan: Pelaksanaan riset ini bertujuan untuk memahami relasi diantara praktik terapi ibu pencegahan dengan prevalensi stunting bagi balita. Temuan menandakan yakni mayoritas peserta memamerkan PMT yang sesuai. Metode yang dipakai mempergunakan pendekatan observasional, memanfaatkan desain penelitian kasus-kontrol untuk membedakan individu yang menunjukkan pertumbuhan terhambat (kelompok ) Penelitian dilaksanakan di wilayah Desa GedangKulut dengan mempertimbangkan statistik Pemantauan Status Gizi Balita yang menandakan yakni desa ini memiliki prevalensi stunting pada balita sebanyak 40,9%, Proporsi peserta balita perempuan (52,9%) sedikit lebih besar daripada laki-laki (47,1%). Proporsi balita dalam rentang usia 42-59 bulan lebih tinggi sebanyak 54,2% daripada usia 24-41 bulan sebanyak 45,8%. Sebagai kesimpulan, temuan menandakan yakni faktor ibu tertentu, seperti tingkat pendidikan ibu dan riwayat kekurangan energi kronis, serta gaya pengasuhan dan perbedaan praktik pemberian makanan pendamping ASI, dapat berkontribusi pada peningkatan risiko stunting di Desa Gedangkulut. Diskusi: Usia balita, saat perkembangan dan pertumbuhan terjadi dengan cepat. Gizi yang lebih banyak harus dikonsumsi pada usia balita untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Stunting memiliki pengaruh negatif bersignifikan kepada kehidupan anak di masa depan. Anak stunting memerlukan asupan gizi yang seimbang untuk masa tumbuh kembangnya. Ibu dapat menghentikan stunting dengan PMT, dan balita memperoleh nutrisi yang sehat.