HUBUNGAN MENIKAH USIA ANAK TERHADAP KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI WONOSOBO

Penulis

  • abdullah azam mustajab FIKES UNSIQ Wonosobo
  • Farihah Indriani Universitas Sains Al-Qur’an (UNSIQ) Wonosobo

DOI:

https://doi.org/10.52020/jkwgi.v7i1.5494

Kata Kunci:

pernikahan usia anak, pernikahan dini, stunting

Abstrak

Stunting merupakan permasalahan gizi kronis yang disebabkan banyak faktor salah satunya pernikahan usia anak. Pernikahan usia anak masih banyak terjadi terutama di daerah pedesaan, rumah tangga dengan pengeluaran rendah dan pendidikan yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pernikahan usia anak terhadap kejadian stunting pada balita. Metode penelitian menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross-sectional, orangtua balita dibagikan kuesioner untuk mengetahui usia pernikahan dan balita dilakukan pengukuran antropometri tinggi badan dengan standar WHO indeks TB/U, kategori stunting balita dengan TB/U < -2 SD. Sampel menggunakan total sampling didapatkan 161 balita dengan 56 balita stunting. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat untuk mengetahui hubungan antar variabel yang diteliti. Penelitian mendapatkan hasil dari uji chi square p value < 0,05 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara pernikahan usia anak terhadap kejadian stunting pada balita dengan PR menunjukkan menikah usia anak berisiko mengalami stunting 1,984 kali dibandingkan yang tidak menikah usia anak 95%CI sebesar 1,243-3,168. Kesimpulan terdapat hubungan yang signifikan antara menikah usia anak terhadap kejadian stunting pada balita. Saran penlitian selanjutnya melakukan intervensi untuk menurunkan angka kejadian stunting terutama yang berkaitan dengan pernikahan usia anak.

Referensi

Abdillah, E. (2022). Angka perkawinan anak Wonosobo turun dari 2.018 ke 479 dalam 3 tahun. Kabarwonosobo.Com. https://kabarwonosobo.pikiran-rakyat.com/wonosobo/pr-1563469677/angka-perkawinan-anak-wonosobo-turun-dari-2018-ke-479-dala,-waktu-3-tahun?page=2

Dinkes. (2019). Profil kesehatan provinsi Jawa Tengah tahun 2019 (p. 24). Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

Dinkes Wonosobo. (2018). Profil Kesehatan Kabupaten Wonosobo 2017. Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo.

Duana, M., Maisyaroh, S., Siregar, F., War, A., Musnadi, J., Husna, A., & Eky, L. (2022). Dampak Pernikahan Dini Pada Generasi Z Dalam Pencegahan Stunting. Jurnal Ada Indonesia, 3(2), 195–200.

Efevbera, Y. (2017). Girl child marriage as a risk factor for early childhood development and stunting. Social Science & Medicine, 185, 91–101. https://doi.org/10.1016/j.socscimed.2017.05.027

Fitriahadi, E. (2018). The relationship between mother’s height with stunting incidence in children aged 24-59 months. Jurnal Keperawatan Dan Kebidanan Aisyiyah, 14(1), 15–24.

Food and Agriculture Organization of the United Nations, International Fund for Agricultural Development, United Nations Children’s Fund, World Food Programme, & World Health Organization. (2018). The State of Food Security and Nutrition in the World 2018. Building climate resilience for food security and nutrition.

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 16 tahun 2019 tentang perubahan atas Undang-Undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan, (2019).

Khairunnisa, & Yuniarti, K. (2020). Hubungan Usia Menikah Remaja dengan Kategori Stunting. Jurnal Darul Azhar, 9(1), 40–48.

Khusna, N. A., & Nuryanto. (2017). Hubungan Usia Ibu Menikah Dini dengan Status Gizi Batita di Kabupaten Temanggung. Journal of Nutrition College, 6(1).

KKBPMK RI. (2020). Perencanaan Keluarga Untuk mencegah Stunting.

Larasati, D. A., Nindya, T. S., & Arief, Y. S. (2018). Hubungan antara Kehamilan Remaja dan Riwayat Pemberian ASI Dengan Kejadian Stunting pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pujon Kabupaten Malang. Amerta Nutrition, 2(4), 392. https://doi.org/doi: 10.20473/amnt.v2i4.2018.392-401

Ode, W., & Nurbaena, W. (2019). Pengaruh Perkawinan Usia Muda Terhadap Pola Asuh Keluarga Di Kota Baubau. Jurnal Studi Kepemerintahan, 2(1), 28–38.

Permatasari, C. (2022). Pernikahan Usia Dini dan Risiko Terhadap Kejadian Stunting pada Baduta di Puskesmas Kertek 2, Kabupaten Wonosobo. Higeia Journal of Public Health Research and Development, 6(1), 31–37.

Pusdatin Kemekes RI. (2018). Buletin Jendela (Situasi Balita Pendek (Stunting) Di Indonesia). In Kementerian Kesehatan RI.

Sasmita, L. C. (2021). Prevention of Childhood Stunting Problems With the Mayang–Wati Program. Jurnal Layanan Masyarakat (Journal of Public Services), 5(1), 140. https://doi.org/https://doi.org/10.20473/jlm.v5i1.2021.140-150

Sekarayu, S. Y., & Nurwati, N. (2021). Dampak Pernikahan Usia Dini Terhadap Kesehatan Reproduksi. Jurnall Penelitialn Daln Pengalbdialn Kepaldal Malsyalralkalt (JPPM), 2(1), 37. https://doi.org/https://doi.org/10.24198/jppm.v2i1.33436

Sholikah, A., Rustiana, E. R., & Yuniastuti, A. (2017). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Balita di Pedesaan dan Perkotaan. Public Health Perspective Journal, 2(1), 9–18.

UNICEF Indonesia. (2022). Perkawinan usia anak di Indonesia. Www.Unicef.Org, 2050.

United Nations Children’s Fund, World Health Organization, & World Bank Group. (2017). Levels and trends in child malnutrition. Joint child malnutrition estimates 2017.

Vitrianingsih. (2018). Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Usia Perempuan Saat Menikah Di Kantor Urusan Agama (KUA) Depok Sleman Yogyakarta. Jurnal Kebidanan Indonesia, 9(1), 51–59.

WHO. (2014). Global targets 2025. Who.Int. http://www.who.int/nutrition/topics/nutrition_globaltar%0Agets2025/en/

Zulhakim, S. E., & Kusumawati, H. N. (2022). Hubungan Pernikahan Usia Dini Dan Pola Asuh Baduta (0- 23 Bulan) Terhadap Kejadian Stunting. Jurnal Kesehatan Kusuma Husada, 13(1), 84–92. https://doi.org/10.34035/jk.v13i1.802

Diterbitkan

2023-03-29